KORUPTOR LEBIH CERDAS DARI PERAMPOK
Brantas.co.id – Klaten- Perampok ganas tidak selamanya cerdas dalam melakukan aksinya. Justru mereka kalah cerdas dan licik dibanding tikus – tikus kantor atau aparat pemangku kebijakan pada suatu pemerintahan. Berikut adalah analogi teori perampokan cerdas dan biadab melebihi cerdasnya perampok konvensional.
Perampok berteriak kepada semua org di bank :
” Jangan bergerak ! Uang ini semua milik Negara. Hidup Anda adalah milik Anda.”
Semua org di bank kemudian tiarap.
Hal ini disebut “Mind changing concept (merubah cara berpikir) dari cara yang biasa menjadi cara yang kreatif.
Salah satu nasabah yang sexy mencoba merayu perampok. Tetapi malah membuat perampok marah dan berteriak, ” Yang sopan mbak! Ini perampokan bukan perkosaan !”
Hal ini disebut ” Being professional (bertindak professional)“. Fokus hanya pada pekerjaan sesuai prosedur yg diberikan.
Setelah selesai merampok bank dan kembali ke rumah, perampok muda yang lulusan MBA dari universitas terkenal berkata kepada perampok tua yang hanya lulusan SD ” Bang, sekarang kita hitung hasil rampokan kita”.
Perampok tua menjawab. ” Dasar bodoh, Uang yg kita rampok banyak, repot menghitungnya. Kita tunggu saja berita TV, pasti ada berita mengenai jumlah uang yg kita rampok.”
Hal ini disebut “Experience (Pengalaman)“. Pengalaman lebih penting drpd selembar kertas dari universitas.
Sementara di bank yang dirampok, si manager berkata kepada kepala cabangnya untuk segera lapor ke polisi. Tapi kepala cabang berkata, ” Tunggu dulu, kita ambil dulu 10 milliar untuk kita bagi dua. Nanti totalnya kita laporkan sebagai uang yang dirampok.
Hal ini disebut “Swim with the tide (ikuti arus)“. Mengubah situasi yang sulit menjadi keuntungan pribadi.
Kemudian kepala cabangnya berkata,” Alangkah indahnya jika terjadi perampokan tiap bulan.”
Hal ini disebut “Killing boredom (menghilangkan kebosanan)“. Kebahagiaan pribadi jauh lebih penting dari pekerjaan Anda.
Keesokan harinya berita di TV melaporkan uang 100 milliar dirampok dari bank. Perampok menghitung uang hasil perampokan dan perampok sangat murka.
“Kita susah payah merampok cuma dapat 20 milliar,orang bank tanpa usaha dapat 80 milliar. Lebih enak jadi perampok yang berpendidikan rupanya.”
Hal ini disebut sebagai “Knowledge is worth as much as gold (pengetahuan lebih berharga daripada emas)“.
Dan di tempat lain manager dan kepala cabang bank tersenyum bahagia karena mendapat keuntungan dari perampokan yang dilakukan orang lain.
Hal ini disebut sebagai “seizing opportunity (berani mengambil risiko)“.
Selamat mencermati kisah diatas. Ada point-point yang bisa kita tangkap dari kisah di atas.Apakah anda bisa melihat, mengapa bangsa ini selalu ada keributan ?
Kisah Perampokan diatas, adalah representing segala sesuatu yang terjadi di Negara ini yang sedang dirampok dalam skala besar,bahkan beberapa BUMN dalam kondisi merugi serta terjerat hutang.
Agus S
** Penulis adalah wartawan Brantas dan beberapa media online