
Iuran Bulanan Anggota DPRD Klaten Untuk Olahraga Tuai Kontroversi
Brantas. co. Id – KLATEN- Potongan gaji Anggota DPRD Klaten sebesar Rp25.000/bulan. guna membayar kegiatan olah raga seluruh anggota dewan, mencuat menjadi polemik. Polemik ini dilontarkan Komisi 3 dalam gelaran rapat Pimpinan Dewan Pimpinan Fraksi (PDPF) di DPRD Klaten, awal Mei 2025.
Disampaikan dalam rapat tersebut, perwakilan Komisi 3 mempertanyakan sejauh mana potongan gaji dewan Rp25.000 digunakan. Sejauh ini, bentuk olah raga yang diklaim dilakukan bersama hanya tenis lapangan. Itu pun dikelola dan dinikmati bukan untuk semua anggota dewan.
“Coba dihitung, kalau Rp25.000/bulan dikalikan 48 orang jumlah anggota dewan, berarti Rp1.200.000 per bulan. Dikalikan 1 periode 5 tahun, berarti Rp72 juta per5 tahun. Nah, padahal yang ngelola uang itu sudah bertahun-tahun, turun temurun, sejak anggota dewan periode-periode sebelumnya,” kata sumber informasi dari anggota Komisi 3.
Usut punya usut, berdasar investigasi Tim Brantas di lapangan, nama yang dimaksud mengelola potongan Rp25.000 tersebut merujuk pada anggota dewan dari Partai Amanat Nasional (PAN), Darmadi. Dan benar, anggota dewan paling senior di DPRD Klaten ini memang telah kurang lebih 7 periode menjabat.
Dikonfirmasi langsung kepada yang bersangkutan, Darmadi membenarkan dirinyalah yang dimaksud dalam lontaran polemik di rapat PDPF DPRD Klaten tersebut. Darmadi mengakui bahwa potongan Rp25.000 memang digunakan untuk kegiatan olah raga bersama seluruh anggota dewan. Olah raganya tenis lapangan. Tapi, memang tidak banyak anggota dewan yang mau ikut dan datang saat kegiatan olah raga tenis lapangan tersebut.
“Bisa dicek, olah raga tenis lapangan dilaksanakan setiap hari Jumat. Lokasinya di lapangan tenis barat gedung DPRD, atau belakang SMP Muhammadiyah 1 Klaten. Kan bisanya ngelola cuma tenis lapangan, ya meskipun kita punya tenis meja atau (jenis olah raga) yang lain,” tegas Darmadi.
Darmadi menjelaskan, dana potongan olah raga dewan itu digunakan untuk sewa lapangan, beli bola tenis, honor pelatih, dan lain-lain. Darmadi juga membenarkan. olah raga tenis lapangan anggota dewan ini sudah berlangsung turun temurun. sejak sehabis orde baru. Dan, masih berjalan sampai sekarang.
“Uang yang terkumpul hanya Rp1.200.000 untuk satu bulan. Buat bola tenis lapangan Rp200.000, minum Rp50.000 ribu, bayar pelatih Rp50.000 ribu, Dari dulu anggota dewan banyak yang (ikut) tenis lapangan. Lama-lama habis, tinggal saya,” ujar Darmadi mencoba merinci penggunaan anggaran.
Sementara, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp ke nomor pribadinya, Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Klaten, Muchamad Nur Rosyid enggan memberi penjelasan lebih. Pertanyaan tim Brantas terkait regulasi dan administrasi terkait potongan gaji dewan untuk kegiatan olah raga bersama anggota dewan tersebut dijawab Sekwan Rosyid dengan chat WA singkat.
“Silahkan menghubungi pak darmadi. Sudah ada nmrnya dereng,” tulis Rosyid dalam chat WA nomor pribadinya.
Di chat lanjut, Rosyid menulis, “Kegiatan itu sudah berjalan lama sebelum saya jadi sekwan. Ngapunten kulo estu mboten ngerti dari pada salah jawab (maaf saya tidak tau benar, nanti daripada salah jawab).”
Polemik potongan Rp25.000 gaji dewan ini rupanya telah sampai di meja pimpinan dewan. Ketua DPRD Klaten, Eddy Sasongko, saat dikonfirmasi via chat-WA juga, menyampaikan jawaban yang tak kalah singkat juga.
“Iuran itu per bulan 25 rb per anggota/perbulan…itu kesepakatan sejak DPRD periode yg lalu….klu tdk iklas jg tdk memaksa..dipergunakan utk memfasilitasi yg ikut olah raga..tenis lapangan..atau tenis meja dll….lebih jelasnya terkait penggunaan..mas Darmadi yg lebih detail,” tulis ketua dewan. (ANAS)