Indonesia Masih Berhutang Pembayaran Pesawat Tempur Dari Korsel
Indonesia Masih Berhutang Pembayaran Pesawat Tempur Dari Korsel
Brantas.co.id – Media Korea Selatan bernama Sedaily menyoroti sikap pemerintah Indonesia yang hingga saat ini belum melunasi pembayaran program pesawat tempur KF21.
“Kelancaran kerjasama dengan Indonesia, mitra bisnis, masih menjadi tugas yang tersisa. Dari biaya pengembangan KF 21 sebesar KRW 8,8 triliun, 60% ditanggung bersama oleh pemerintah Korea, 20% oleh Indonesia, dan 20% oleh perusahaan Korea seperti KAI,” ujar pemberitaan Sedaily, Rabu 13 Juli 2022.
“Masalahnya, Indonesia terlambat memberikan kontribusi yang signifikan karena kesulitan ekonominya sendiri,” lanjut Sedaily.
Sementara itu, menurut Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Korea Selatan dan DAPA bahwa sudah dilaksanakan diskusi mengenai pembayaran sisa tunggakan dengan Indonesia.
Diskusi tersebut diketahui berjalan dengan mulus. Namun demikian, Korseltetap peringatkan Indonesia soal tunggakan bayaran program pesawat tempur ini.
Korsel menegaskan jika Indonesia tidak melunasi sisa utang, maka Indonesia tidak akan diberikan Prototipe Unit 5.
“Namun demikian, kebijakan otoritas Korea tegas, jika Indonesia tidak membayar tunggakan sampai akhir, pemerintah tidak akan memberikan satu (Prototipe Unit 5) ke Indonesia di antara enam prototipe terbang,” ucap Sedaily.
Sebagai informasi, kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan dalam program KFX/IFX diresmikan pada tanggal 6 Oktober 2014 di Surabaya, Jawa Timur.
Pada saat itu kursi Wakil Menteri Pertahanan Indonesia ditempati oleh Sjafrie Sjamsuddin.
Sjafrie Sjamsuddin mengatakan proyek pembuatan pesawat tempur ini menelan anggaran hingga Rp8,5 triliun.
Selain itu kedua belah pihak juga menyepakati soal development cost share 20 persen dari Indonesia dan 80 persen dari Korsel.
“Berarti sekitar Rp 16 triliun,” ungkap Sjafrie Sjamsuddin.
Purnomo Yusgiantoro selaku Menteri Pertahanan pada saat itu menjelaskan bahwa Indonesia akan membeli 50 pesawat tempur tersebut (KF-X/IF-X setara dengan F-22 Raptor).
Jika kerja sama Indonesia dan Korea Selatan ini berjalan lancar, maka pemerintah Korea Selatan akan memberikan Indonesia sebuah prototipe pesawat tempur yang kelima. (ags/tajukpolitik)